Pagi itu chaki bangun lebih awal. Dia semangat karna si stamol bakalan ada lawan tanding baru. Dia langsung ngambil stamol dan memberi pengarahan uda kaya pelatih tinju.
"Moool, ntar kaya biasa yah, kalo misalnya musuh lo lengah, langsung sikaaat!! cari bagian terlemahnya!!"
Stamol yang bermuka polos dan berbibir monyong itu cuma bernang dengan asiknya. Kadang-kadang pup. Sementara chaki terus memberi kan arahan sambil memberikan stamol makanan yang lebih banyak porsinya pada pagi itu.
"Chakiii buruaaan doong ntar gue telat niiih..."
kata Chika sambil bulak balik ngaca, ngecek ketebalan bedak. Chika lupa kalo dia mau pergi kesekolah bukan audisi banci Tanah Air.
"Iyeeeeeh bentar kak, stamol lagi pemanasan niih..." kata chaki yang terus sibuk sama cupangnya itu. Tapi melihat ada gelagat yang kurang baik dari chika karna melihat setumpuk bata, chaki akhirnya bersiap-siap cabut ke sekolah.
Seperti biasa, setelah sang bunda memberi bekal ke chaki dan chika merekapun berangkat.
"TERAKHIR yeeeeeh!!" sambut karin setelah chaki turun dari mobil membawa seekor cupang yang nyawanya dipertaruhkan hari itu.
"Iyaaa kan gue uda janji ama lo kemaren.." chaki meyakinkan untuk kesekian kalinya.
"Eh ngomong-ngomong andi mana? gue SMS dari kemaren kaga dibales, telepon ga diangkat, kemana yah tu anak?" tanya chaki mulai khawatir ama sahabatnya itu.
"Iya sama. gue juga gitu. Ga ada kabar sama sekali dari dia. Sekarang juga belom muncul. Biasanya kan uda nangkring aja tu anak di atap gerobak batagor.."
Percakapan mereka terpotong karna tiba-tiba muncul sosok yang menyerupain jin botol. Kamri.
"Oi! gimana, jadi ga? gue uda bawa cupang gue nih. Kalo ga jadi lo nih yang gue cupang!" kata kamri ke chaki mengancam.
Mendengar ancaman kamri, chaki bukannya takut, tapi geli sambil menanyakan kenormalan si kamri dalam hal suka-menyuka jenis.
"Iyeeeh ini gue juga uda bawa cupang gue. jadi kok. tar yah pulang sekolah.." balas chaki.
Lalu mereka berdua menitipkan cupang mereka ke kantin blakang karna takut disita sama guru. Sebenernya chaki juga tidak yakin untuk menitipkan ke kantin karna takut digoreng juga. Tapi yasudahlah.
TENG!!!
Masih tidak ada tanda-tanda kemunculan andi hari itu disekolah. Chaki jadi duduk sendirian di kelas.
"Kemanaaaa yaaaah ni anak ga ada kabaaar...." pikir chaki.
Dia mulai gelisah karna ga biasanya andi kaya gini.
"Ah, lagi sibuk kali ngurus nyokapnya, atau ga ada pulsa buat ngabarin..tapi kenapa telepon juga ga di angkaaat yaaaah... aaah tapi kan lagi sibuk..ya kalo sibukk..kalo enggak? " pikir chaki ribet.
Sementara itu di kelas sebelah, karin juga mempertanyakan keberadaan dan kabar andi. Dia kembali SMS andi sambil ngumpet-ngumpet takut ketauan guru.
"Andi, lo dimana? kok ga ada kabar? kita-kita nyariin niih.." begitu bunyi SMS nya.
Dan merekapun menjalani jam pelajaran dengan hati bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi pada andi. Dan uda pasti, pelajaran kaga ada yang masuk ke otak.
Bel pulang pun berbunyi. TENG!!!!
Chaki langsung buru-buru ke kantin buat ngambil cupangnya. Dia semangat banget kalo uda yang namanya
Berbeda dengan karin. Dia masih setia menunggu balasan dari andi. Hapenya ga pernah lepas dari pantauan.
Akhirnya karin memutuskan buat pergi ketempat peraduan cupang itu, dan karna takut kepentok tiang listrik dia pun berhenti sejenak memantau hapenya.
Dengan muka bete dia akhirnya ketemu sama chaki dan kamri.
"Udaaah? udaah puas nyiksa binatang?" tanya karin ketus ke si chaki.
"Apaan, mulai aja belom.." jawab chaki.
"Hmmmm.." balas karin singkat uda kaya SMSan pake fren yang Rp 1/ hurup.
Akhirnya 'penyiksaan'pun dimulai. Ternyata ikan cupang punya si kamri ini lebih besar dari stamol. pertandingan ini lebih mirip cupang melawan kambing. Jauh banget beda ukurannya. Dan sudah bisa ditebak. Stamol abis di bully sama si kambing. Stamol keringet dingin. Terbukti dari aernya yang semakin banyak. Chaki panik. Semasa SD belom pernah ada cupang bisa berani sama stamol. Biasanya kalo ga salim, ya pura-pura ngambang, mati. Tapi ini beda. ini keterlaluan.
"Gue harus melakukan sesuatu.." pikir chaki.
Tapi pada kenyataannya chaki ga bisa melakukan apa-apa. Dia cuma pasrah melihat kekejaman yang terjadi didepan matanya. Stamol mulai menangis, mencoba memberikan salam perpisahan kepada tuannya dengan melepaskan sisiknya satu persatu.
"Uda-uda cukup!! gue kalah gue kalah!" teriak chaki berniat menghentikan itu semua. Kamri langsung mengambil cupangnya yang segede sanggul syahrini tersebut sambil ketawa puas penuh arti.
Sementara stamol? terlambat. terlambat. stamol uda ngambang.
Chaki bengong untuk beberapa saat. Karin juga ikutan bengong. Kamri juga terbius ikut bengong. dan semua penghuni sekolah itupun ikut bengong.
chaki mulai mengambil stamol dengan sedih, dia coba memberikan CPR dengan memberi napas buatan, tapi niatnya dibatalkan mengingat moncong stamol sama ketombe chaki aja gedean ketombe.
Chaki cuma bisa bengong. Menyesali perbuatannya.
"Jadi cupang gue sekarang jagoannya yaaaaah, hahahahaa.." ejek kamri sambil meninggalkan mereka berdua.
Lalu karin mulai berbicara.."tuh kaaan, gue bilang ju..."
"Stop!" kata chaki memotong sambil menempatkan jari telunjuknya di bibir karin ngikutin sinetron.
"Rin, stamol uda gue anggap ade gue sendiriiii, riiin...tapi dia uda pergi sekaraaaang.." kata chaki sedih. Sebenarnya yang bikin Chaki ga terima itu adalah kekalahan stamol, bukan kematiannya.
"Sabaaaar yaaah chaa, kan lo sendiri yang mau ngaduin stamol ya terima lah resikonya. coba lo dengerin gue kemaren.." karin mencoba menghibur.
"iyaa rin, gue nyesel ga ngikutin apa kata lo kemaren. lo bener. Udahnya mah nyiksa binatang, eh kalah pula..mustinya gue nurut yah rin. "
Tapi penyesalan memang datang terlambat. Dan janji tetap janji. Itulah kali terakhir chaki ngaduin cupang.
Tiba-tiba hape mereka berdua bunyi. Ada SMS masuk. "Andi!!" kata mereka kompak.
"temen-temen, maaf ya gue baru ngabarin kalian. nyokap gue masuk rumah sakit.Parah."
Chaki dan Karin terdiam...
Saling pandang...
Seketika suasana hening..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar