Chaki berangkat kesekolah dianter sama papanya. papanya chaki ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di ibu kota.
"Chaki, papa ga mau dipanggil ke sekolah lagi hanya gara-gara kamu ngadu cupang lagi yah!.. kalo sampe papa dipanggil lagi, papa goreng tuh cupang kamu!..." ancam papanya chaki ini.
chaki cuma diem aja denger ancaman papanya itu sambil memaju-majukan bibirnya yang sekarang sudah menyerupai si stamol.
tiba-tiba matanya tertuju kepada seorang gadis yang terjatuh dari sepedanya di jalan itu. di depan sana. buku-buku berjatuhan terserak di jalan dari keranjang sepeda si gadis. chaki terus ngeliatin dari mobilnya sampai mobil mereka melewati gadis itu. chaki beralih ke kaca spion dan melihat gadis itu bangun dan merapikan buku-bukunya, lalu menghilang. bukan, bukan gadisnya yang tiba-tiba ngilang di jalanan, tapi ngilang dari kaca spion, ga keliatan lagi. uda jauh.
sesampainya di sekolah chaki masih memikirkan gadis itu. entah kenapa. kenal aja belom, dia ngutang ke chaki juga kaga, tapi..
"woii!! bengong aje lo kaya patung pancoran.." andi, sahabat chaki membuyarkan lamunannya.
andi ini sahabat chaki dari kelas 1SD. dia berbadan gemuk, item, pendek, rambutnya keriting, panuan, dan susah buang air besar. dia lebih mirip panda bantet ketimbang manusia.
"namanya juga patung di, ya pasti bengong lah, kalo dia balet kan ngeri juga..." balas chaki malas.
"tadi gue ngeliat cewe di, dia jatoh dari sepedanya, terus buku-bukunya tumpah semua kejalan, terus sepengelihatan gue sih, tu cewe ga ada yang bantuin..."
"lah terus lo ga bantuin? " tanya andi kesel..
"ya kaga lah, bokap gue jalan terus.." saut chaki
"yaudah sih terus kenapa juga lo kepikiran? beeeuhh tu cewe cakep yah? naksir lo yeeeh? HAHAHAHA WOOI CHAKI NAKSIR CEWE WOOOIII" teriak andi seketika. beruntung disebelahnya ga ada toa, kalo ada andi mungkin terlihat seperti seseorang sedang berorasi tapi dengan seragam merah putih.
"ndi!! aah gila lo yaaa, apaan siiih... kaga gila! gw cuma kepikiran aja gatau kenapa.. " balas chaki sambil mencoba menenangkan andi yang udah kaya panda maen kuda lumping terus keurupan itu.
tiba-tiba bel sekolah berbunyi.
Untuk sesaat akhirnya ada yang bisa merebut pikiran chaki dari ikan cupang, yaitu si gadis yang jatoh dari sepeda tadi pagi. dan stamol pun kesepian hari itu. tapi dia juga senang, karna kemungkinan dia meregang nyawa hari itu pun kecil.
Chaki kalo dikelas itu berbeda dengan dirumah. sebenarnya chaki ini anak yang cerdas. di kelas dia belajar dengan sungguh-sungguh, karna dia tau kalo uda sampe rumah kemauan bercupang ria lebih besar daripada niatnya untuk nyentuh buku. apapun. dikelas pun dia dikenal sebagai murid yang cerdas oleh teman-temannya, nilainya lumayan bagus untuk seorang yang ga suka baca.
pelajaranpun dimulai. Pada waktu mau mengambil buku pelajaran, dia melihat seoonggok buku yang dia kenal. buku yang dibelikan mamanya "Aku Pasti Bisa". rupanya mamanya ini pantang menyerah juga untuk nyuru chaki baca, pikirnya..lain kali lah ma.. dia pun kaga menggubris buku itu, dan mengambil buku pelajarannya.
kriiiiiiinggg.....
telepon kepala sekolah pun berbunyi, bergema diseluruh pelosok sekolah itu, menandakan waktunya untuk pulang. Dan tentu saja itu bukan bunyi sebuah telpon.
kalo pulang chaki ini ga dijemput lagi sama papanya atau mamanya. Karna papanya masih kerja dikantor dan mamanya masih ngulek di dapur ala goyangnya anisa bahar. Jadi chaki kalo pulang sendirian atau pulang bareng andi. Hari itu chaki memutuskan untuk langsung pulang ketika bel pulang berbunyi. Biasanya setelah bel pulang dia langsung ngambil si stamol dan mengumumkan kepada teman-temannya layaknya sayembara
"Barangsiapaa yang bisa mengalahkan stamol, maka stamolpun kalaaaahh!!! " teriak chaki dengan isi kalimat yang tidak berguna tersebut. Karna sampai saat ini pun, cupang-cupang lain belom ada yang berani bertatap muka sama si stamol. entah badannya stamol kalo di dunia cupang itu keker kaya ade rai, ato mukanya sangar kaya preman kampung rambutan,atau sebenernya si stamol itu gay, gatau, tapi kalo berhadapan sama stamol cupang lain lebih memilih salim si stamol lalu ngambang, pura-pura mati.
Ga cuma demen ama cupang, "sebagai laki-laki sejati...." , pikir chaki, "gw harus hobi juga maen bola!!.." jadi bergilir, kalo stamol abis ngadu di hari itu, besoknya giliran chaki yang ngadu. bukan cupang-cupangan sama andi, tapi ngadu maen bola ramean. stamolnya istirahat. gitu aja tiap hari, tanpa menyentuh buku yang dibeliin mamanya.
oke balik lagi.
Hari itu chaki langsung pulang. entah kenapa dia lagi ga pengen menjalankan aktivitas seperti biasanya. kalo pulang chaki ini harus berjalan dulu melewati taman, untuk kemudian naik angkutan umum di ujung taman tersebut. Hari itu dia juga sendirian, tidak ditemani temen homonya si andi. Andi masih di sekolah karna nungguin tukang batagor langganannya yang ga dateng-dateng.
Chaki berjalan melewati taman, dan ternyataaaaaaaa, di depan dia ada sebuah sepeda yang seperti dia pernah liat. "Sepeda tu cewe!!!" teriaknya. dalam hati. Chaki sumringah resah dan gelisah nyariin sang mpunya si sepeda. Chaki clingak clinguk kaya maling nyari aman. dan YAK! Chaki melihat seorang gadis sebayanya, yang sedang duduk di taman dengan buku ditangannya. Rambutnya bergelombang sebahu, mukanya manis, putih, berkacamata, dan berpunggung bolong berulet. chaki langsung geleng-gelengkan palanya mencoba menghapus bayangannya yang ngaco itu. si cewe bener, putih, berkacamata, rambut bergelombang sampe pantai, sampe bahu, tapi punggungnya ga bolong. dan ga berulet. dan ga mesen sate 500 tusuk juga.
Chaki hanya diam membisu, 26 alphabet tak satupun yang dapat ia rangkai menjadi sebuah salam perkenalan. cieeeh napa jadi puisi gini. Chaki cuma diam. Dia ga punya keberanian untuk menyapa gadis itu. Gadis itu pun tidak menyadari keberadaan chaki dan terus saja membaca bukunya. Chaki melihat lutut si gadis itu sudah tertempel plester obat luka. Chaki sempat menyesal kenapa tadi dia tidak meminta papanya untuk berhenti dan menolong si gadis itu. Dan pada saat sedang mencari ide untuk berkenalan, tiba-tiba si cewe itu berpaling, dan tanpa sengaja menatap chaki. mata mereka bertemu tanpa janjian terlebih dahulu.
Chaki salting..
Sang Gadis bingung..
Chaki tersenyum simpul..
Sang Gadis balas tersenyum..
Chaki pingsan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar