Kamis, 17 Oktober 2013

Sudut Pandang




Okay, sesuai janji gue waktu itu (yang pasti uda lama banget), gue sekarang mau bahas tentang sudut pandang. Ini sama kaya nama blog gue, jadi kira-kira ini menu utama selama gue ngeblog. cailah. Eh, jangan lupa, bahasan tentang sudut pandang ini juga melalui sudut pandang gue tentunya yah, jadi jangan ada yang protes. Eh tapi boleh-boleh aja sih kalo mau protes. Ya pokoknya gitulah ah, ribet.

Sudut pandang itu luaaaaaaaaaaas banget guys. Beneran dah. Dari mulai yang kompleks, sampe ke hal yang sepele, itu kita dihadapkan sama sudut pandang. Sudut pandang kita masing-masing. Begini contoh sederhananya. Misalkan gue kasih liat lo sebuah koin 500 an. Gue kasih liat lo salah satu sisinya. Terus gue tanya. "apa yang lo liat?" misalnya lo jawab "gambar Burung Garuda". Tapi apa yang gue liat disitu adalah sebuah gambar 500an. Nah, kira-kira sudut pandang itu seperti itu. Sudut pandang seorang koki dan sudut pandang seorang pengacara beda dalam hal membahas makanan, atau membahas kejahatan. Sudut pandang seorang alay beda dengan sudut pandang seorang pilot. Sudut pandang alay pasti sempit yah. Kealangan poni soalnya :))

Luaaaass bangeet. Kaya yang gue bilang di postingan gue sebelumnya *brb liat dulu bentar, lupa*. Nah, yang ngebahas kuliah itu penting ato engga. Gue ulang dikit bahasannya, kuliah penting engganya itu tergantung sudut pandang kita. Kalo kita mau belajar mengenai hal yang kita minati, ya berarti kuliah itu penting. Tapi kalo kita cuma buat ngejar gelar supaya bisa kerja, ya berarti kuliah itu ga penting.
Sekarang yang menjadi masalah terhadap sudut pandang orang-orang di dunia itu apa sih? yup. Mereka memandang suatu hal dari sisi positif atau negatifnya. Sebenernya inti masalah tentang sudut pandang itu cuma itu. Masalah yang sederhana tapi jika dipermasalahkan akan menjadi perdebatan yang hebat yang ujung-ujungnya bisa saja terjadi pertikaian.

Gue pernah baca sebuah kutipan seperti ini "Apa perbedaan dari orang bertato dan tidak bertato? Orang bertato tidak pernah bertanya kenapa orang tidak bertato,tidak bertato." 
Ga nyambung sih sama bahasan ini, tapi bagus aja, gue pengen ngasih tau kutipan itu doang kok.
Tapi okelah kita buat jadi contoh ajelah. Tato. Gimana guys menurut lu sebuah tato itu? Menurut gue sih seni. Lo kira gampang ngegambar? Tapi buat sebagian orang, kaum bertato itu identik dengan preman, pelaku kejahatan, orang ga berpendidikan, dll. Aneh. Padahal belom tentu. Banyak kok orang kalem yang bertato. Melakukan tindakkejahatan? kaga. 

Jadi kalau kita melihat sudut pandang dari sisi yang negatifnya saja, ya semua hal akan negatif jadinya. Bahkan hal yang ga seharusnya terjadi bisa kok kita pandang dari sisi positifnya. Contoh tidur dikelas. Ya bisa aja dia begadang bantuin orangtuanya melakukan sesuatu, bisa aja karna kerjain lain selain pr yang membuat dia harus begadang, Tapiiiiiiiiii, peraturan tetap peraturan. Yang melanggar harus ada hukuman. Ya tetap bisa dilihat dari sisi postifnya kan? :)
Coba kita bayangkan, apa jadinya kalo semua hal dipandang dari sisi positif oleh semua orang didunia ini. Maka tidak ada lagi berantem-berantem, curiga-curigaan, cemburu-cemburuan buat yang pacaran, cewenya muntah-muntah curiga, cewenya pulang malem curiga, bisa ajakan dia masuk angin gara-gara pulang malem. *tetep aja pulang malemnya kenapa belom kejawab :)) *

Intinya, sudut pandang gue tentang tulisan sudut pandang ini : Hati-hati terhadap cara lo semua memandang sesuatu. Apapun. siapapun. Jangan sampai sudut pandang lo itu bikin diri lo dosa dengan berpikir yang macem-macem, apalagi terhadap orang lain. Itu bahaya. Usahakan berpikir terhadap segala sesuatu itu dari segi positifnya saja. Jangan mengikuti jaman sekarang. kenapa? Karena jaman sekarang itu lebih menarik membahas hal-hal negatif dari pada positif. Jangan serupa dengan dunia. Mari kita belajar bersama-sama menjadikan otak kita bersih, karena semua tindakan kita berawal dari otak. Misalnya kalo kita curiga sama pasangan kita, takut dia selingkuh karena sms ga dibales-bales telpon ga diangkat-angkat, otak kita terus-terusan mikir terhadap hal itu, lama-lama jadi stres sendiri, ujung-ujungnya sakit. Padahal pasangan kita lagi ngemil di atas genteng lupa bawa hape. Kan itu bisa aja terjadi. Ingat dampak dari sesuatu yang kita pandang dari sisi negatifnya itu besar buat orang lain atau bahkan untuk diri kita sendiri. Ubahlah sudut pandang kalian terhadap segala sesuatunya hanya dari sisi positifnya saja. Masalah benar atau tidaknya yang sebenarnya, itu urusan Tuhan dan si subjek. Yang penting kita sudah berpikir sehat. :) 

"What you think, what you become" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome Back!

Welcome back dijudul itu lebih ke buat gue pribadi sih di blog gue ini. Gatau kenapa tiba-tiba pengen nulis-nulis lagi aja. Terakhir gue nul...