Kamis, 16 Oktober 2014

Keinginan atau Kebutuhan



Kembali lagi bersama gue, masih di bulan Oktober ceria ini. Eh yang ceria itu Oktober atau September yah? Bodo amat, ceria ceria aja kok gue kapan aja. 

Oh iya cerita dulu ah, cerpen nih. 

Jadi 2 minggu ini gue ada panggilan interview kerjaan. Ditolak dua dua nya. Tamat. 

Bagus yah cerpennya yah? itu kalo ditambahin backsound pas Titanic mau tenggelem, makin dapet tuh feel nya. Iya jadi gue belom diterima terima kerja juga. Ini lama lama interview bakal menjadi gaya hidup gue deh kayanya saking seringnya. :|

Oke, pembahasan kita malam ini terinspirasi dari segelas kopi dan temen gue si Ido. Gue bilang ke dia kan pas lagi ngopi, 'do, gout pengen nulis nih, tapi gada ide. Nulis apaan yah?'. Terus dia kasih cerita. Cerita atau perumpamaan gue lupa, tapi inti yang gue dapet dari itu ya judul itu; Keinginan atau Kebutuhan. 
Manusia makin kesini menurut kesoktauan gue itu makin susah membedakan mana kebutuhan, dan mana keinginan. Segala sesuatu yang menjadi keinginan dia, bisa dijadikan sebagai kebutuhan. 
Sebenernya kebutuhan kita terbatas ga? Iya jawabannya. Keinginan kita yang tidak terbatas. Maka dari itu dalam ilmu sosiologi dikatakan bahwa manusia itu numeiros dos sienpre de frenchkiss. ck, ngaco ah!  Lupa gue istilahnya. Pokoknya gitu lah. Keinginan manusia itu ga ada batasnya. Segala macem dipengenin. iPhone 6 keluar pengeeeeen, Samsung baru keluar pengeeeeeen, pembantu sebelah keluar pengeeeen, semua di pengenin. 
Dan sebetulnya kebutuhan kita yang terbatas itu apaan aja sih? Iya, cuma sandang pangan papan. Papan surf. Bukan yah. Papan disini itu ya rumah, tempat tinggal.

Banyak dari kita, ya termasuk gue, lebih milih memprioritaskan keinginan kita daripada kebutuhan kita. Bener gak? Contoh, kita lebih baik ngurangin makan dari 2x sehari jadi cuma ngemil kerupuk demi punya ps4 misalnya. Make sense ga sih? Ya terserah masing masing orang sih ya, tapi seperti apa yang gue bilang di postingan sebelumnya, bersyukur itu indah sob. sobari. 
Kalo kita menginginkan sesuatu itu ya nanti bakal ingin lagi ingin lagi. Ga bakal puas. Kalo kata d'massive juga gitu kan, syukuri apa yang adaaa hidup adalah anugrah. Bener itu. 

Utamakan ketersediaan dalam hidup kita sehari hari itu yang kebutuhan primer dulu. Kebutuhan yang lain lain yang ga gitu penting ya nanti dulu lah. Charger aja uda masuk ke kategori milf kebutuhan primer kan now a days. Itu dikarenakan masyarakat kita sekarang geek semua. Makanya ada yang mengkampanyekan "Heads up!". Kampanye yang menyuarakan jangan maenin smartphone lo terus. Sosial lah sama lingkungan sekitar. Lebih masuk ke kebutuhan mana, smartphone atau temen? 

Jadi sob, Bedain lah mana itu keinginan, mana itu kebutuhan. Utamakan pengadaan barang yang sifatnya kebutuhan sehari hari dulu. Jangan memaksakan keinginan lo untuk segera terpenuhi. Kalo sanggup ya hajar, kalo engga ya lo yang repot sendiri ntar. Kecuali lo mau membuat keinginan lo itu sebagai motivasi. Inget MOTIVASi bukan OBSESI. Beda banget ini cara pengadaannya kalo atas dasar motivasi dan obsesi. Lo semua juga uda pada tau lah ya bedanya. 
Penuhilah kebutuhan sehari hari dahulu sambil menggapai keinginan keinginan kita yang belom terwujud. :)

Good Luck Guys! 

6 komentar:

  1. ane di kuliah belajar kayak gini gan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mantab gan.. maap ini sih ane cuma soktau :))

      Hapus
  2. Kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu yang berbeda.
    Menurutku, kebutuhan ini adalah sesuatu hal yang dibutuhkan saat itu juga yang mana harus dipenuhi saat itu juga. Misal kebutuhan manusia akan oksigen, kalo tanpa oksigen manusia akan mati.

    kalo keinginan, adalah sesuatu hal yang mana itu cuma menjadi sebuah hiburan ataupun pelengkap, yang mana akan menimbulkan sensasi tersendiri ketika berhasil memuaskan keinginannya. Misal keinginan untuk memiliki hape terbaru.... dsb..

    BalasHapus
  3. haduhhhhh 1 kalimat ya...

    skripsi apa kabar??
    HA HA HA

    BalasHapus

Welcome Back!

Welcome back dijudul itu lebih ke buat gue pribadi sih di blog gue ini. Gatau kenapa tiba-tiba pengen nulis-nulis lagi aja. Terakhir gue nul...